Jangan Memaksa Memahami Perempuan

jangan memaksa memahami perempuan

Jangan Memaksa Memahami Perempuan

seorang perempuan berkata kepadaku,

“jadilah lelakiku”.

aku menjawab sekenanya,

“buat apa?”

“biar kamu selalu ada di dekatku”.

“aku sudah dekat denganmu saat ini”.

“tapi aku ingin selalu. kapanpun aku mau. kapanpun aku ingin memelukmu”.

“lha, terus istriku bagaimana?”

“ah, biarlah, dia akan memahamimu”.

“aku nggak bisa”.

“kenapa nggak?”

“aku sudah menikah. mungkin aku harus bersikap sebagaimana seorang suami. entah baik atau buruk”.

perempuan itu menepis,

“ah, dasar lelaki, mau enaknya saja”.

“apa maksudmu?”

“ya, kamu bicara tentang menikah dan menjadi suami. tapi kamu tetap memeluk dan meniduriku”.

“bukankah kamu yang memulainya? kamu yang datang kepadaku dan memintaku menemanimu?”

“ya, menemaniku, bukan meniduri aku”.

“tapi bukankah kamu yang menciumku duluan?”

“ya, tapi waktu itu aku kan sedang mabuk?”

“mabuk atau tidak, tapi kan sebenarnya kamu memang menginginkan aku?”

perempuan itu menarik napas. membuang pandangan ke langit-langit kamar kost-nya. lalu menghempaskan tubuhnya di kursi.

matanya menatapku lekat. mata yang selalu membuatku tak mampu berkata dan berpikir jernih.

aku mengulang pertanyaan bodoh itu lagi,

“jadi apa yang kamu mau sekarang?”

perempuan itu hanya menjawab pendek,

“jadilah lelakiku”.

lalu perasaan bersalah itu muncul lagi. tak terbantahkan.

dan seperti yang sudah-sudah, aku cepat-cepat mengusirnya jauh-jauh dari pelukan kami.

January 31st, 2006

ps : jangan memaksa memahami perempuan, hanya akan merusak otakmu.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.