Tidak ada orang bodoh di dunia ini.

Tidak ada orang bodoh di dunia ini.

Manusia yang normal, tanpa gangguan atau kelainan apa pun, seharusnya berpotensi besar untuk menjadi pintar. Kenapa demikian? Karena Tuhan telah memberikan kita otak yang luar biasa. Saya berpendapat bahwa otak adalah hadiah terindah dari Tuhan dari semua organ tubuh yang kita miliki. Karena otaklah kita mengenal penemuan-penemuan baru. Jadi kesimpulannya adalah manusia memang ditakdirkan untuk berkarya.

Manusia tanpa karya, kualitas hidupnya sama seperti pohon atau binatang. Kita semua tau tidak ada penemuan yang dihasilkan oleh flora atau fauna. Jadi kita seharusnya memahami bahwa hakikat hidup manusia adalah berkarya. Keberadaan otak adalah indikasi bahwa kita semua diperintahkan Tuhan untuk berkarya. Dan hebatnya, Tuhan tidak hanya menyuruh-nyuruh doang tapi Dia juga membekali kita perangkat untuk berkarya.

Perangkat utama dari Tuhan itu ada dua. Pertama adalah pancaindra. Pancaindra bertugas untuk mendeteksi data. Dengan pancaindra kita bisa mendeteksi semua hal dari mata, hidung, kulit, telinga, lidah. Kedua adalah otak. Otak berfungsi untuk mengolah data (Yang ditangkap pancaindra) menjadi karya. Jadi setiap kali kita menerima data, kita harus meneruskannya ke otak. Oleh otak data tersebut diolah menjadi karya. Di sini otak mulai bekerja. Bekerjanya pun dengan dua cara yaitu berpikir dan berimajinasi.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa sih perbedaan berpikir dan berimajinasi? Sebetulnya proses kognitif yang terjadi hampir tidak ada bedanya. Akan tetapi untuk memudahkan pengertian, saya hanya akan memberikan batasan yang sederhana saja. Irisan yang terjadi pada proses kognitif yang dilakukan oleh otak adalah sebagai berikut. Berpikir biasanya adalah mencari solusi dari sebuah problem dengan mengandalkan data. Sedangkan berimajinasi kita dapat melakukannya tanpa data.

Kita harus percaya bahwa Tuhan itu maha adil. Artinya kita juga harus percaya bahwa kemampuan otak kita belum tentu kalah dari orang lain. Kita tidak bisa mengatakan bahwa Einstein adalah seorang yang sangat jenius dan kita tidak jenius. Bisa jadi kita juga termasuk orang yang jenius, hanya saja dalam bidang lain. Bidang yang sesuai dengan passion kita.

Meyakini bahwa orang lain hebat, itu wajar. Namun meyakini bahwa kita tidak hebat, itu berbahaya. Kita bisa terpenjara dengan keyakinan bahwa kualitas otak kita memang terbatas. Padahal kemampuan otak itu tak ada batasnya. Kalau keyakinan tersebut sudah menjadi believe system maka sampai kapan pun kita tidak akan mampu memaksimalkan kemampuan otak kita.

Percayalah bahwa otak kita itu luar biasa. Yakinilah bahwa kita juga jenius dan tidak kalah dengan orang-orang hebat yang kita idolakan. Yang harus kita lakukan adalah fokus saja bagaimana caranya memaksimalkan otak kita. Buat saya tidak ada orang bodoh. Yang ada adalah orang yang malas menggunakan otaknya. Memang banyak sekali faktor-faktor luar yang membuat kita malas menggunakan otak kita.

Misalnya kita sedang butuh duit, banyak utang dan udah diteror oleh debt collector. Tau-tau ada orang yang menawarkan penggandaan uang. Sebetulnya kita tidak pernah mempercayai hal tersebut. Tapi karena lagi kepepet, kita langsung mencari pembenaran dengan berpikir, “Dalam keadaan kepepet begini, harapan sekecil apa pun akan gue lakukan.” Dan akibatnya? Utang kita semakin banyak gara-gara ketipu. Pihak yang menggandakan uang itu mengikuti perkembangan jaman. Dulu kita menyebutnya dukun sakti. Sekarang udah bermutasi menjadi robot trading.

Kasus lain lagi adalah soal agama. Banyak orang yang sangat mengandalkan pengetahuan agama pada ustadnya, Mereka menghamba sama ahli agama tersebut dan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh mereka. Bersyukur banget kalau ustadnya bener. Alhamdulillah kalau ustadnya pinter. Kalo dia teroris yang menyamar sebagai ustad? Habislah orang itu. Dengan bodohnya dia rela melakukan bom bunuh dengan keyakinan bahwa itu adalah tindakan mati syahid. Mereka yakin akan masuk ke dalam surga dilayani oleh puluhan bidadari yang senantiasa perawan. Apes banget orang tersebut. Udah ngarepin surga, eh, gak taunya malah masuk neraka. Kenapa itu bisa terjadi? Jawabannya, ya, itu tadi. Kita malas menggunakan otak kita. Bahkan kegiatan berpikir pun kita percayakan pada orang lain yang pemahamannya ngaco.

Masih soal agama. Ada 4 mazhab dalam agama Islam. Yaitu mazhab Syafei, Hanafi, Hambali dan Maliki. Bolehkah kita tidak mempercayai mereka? Tentu saja boleh. Ada 4 mazhab itu saja sudah merupakan indikasi bahwa keempat imam itu sendiri tidak percaya pada pemahaman satu sama lain. Kalau kita menganut paham Syafei, artinya kita tidak mempercayai ketiga imam yang lain. Begitu, kan?

Nah, sekarang ada pertanyaan yang agak sensitif. Bolehkah kita tidak mempercayai keempat-empatnya? Tentu saja boleh asal kita mau belajar agama lebih dalam. Kalau kita sudah mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, kita bisa mendebat atau mematahkan pendapat mereka. Kenapa demikian? Sekali lagi Tuhan itu maha adil. Belum tentu kemampuan otak kita lebih rendah dari orang lain. Siapa pun itu.

Jadi sekali lagi, saya tidak percaya ada orang bodoh di dunia ini. Yang ada adalah orang yang malas menggunakan otaknya. Begitu pemalas sehingga untuk meyakini sebuah pemahaman pun mereka mempercayakan pada otak orang lain.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.