Pagi Bahagia

Pagi Bahagia
Sumber: Pixabay.com

Suatu masa saya merasa sebagai seorang manusia sering sekali mengeluh dan jarang bersyukur. Saya merasa jauh dari kata Bahagia. Berbagai tips Bahagia telah saya baca. Banyak yang saya tahu, tapi tak satupun yang menjadi laku.

Hingga suatu hari saya menemukan video tentang seorang Penulis yang saya sukai. Saya terkesan dengan jawabannya atas pertanyaan tentang kebahagiaan hidup :

“Saya orang yang mudah bahagia. Karena standart kebahagiaan saya sangat sederhana, bahkan sepele. Syukur kalau orang bilang . Syukur mendekatkan diri saya pada bahagia. Saya bisa bangun tidur, saya bersyukur, saya bisa kencing saya bersyukur. Saya mempunyai kebiasaan menulis hal-hal sepele itu. Jadi kebahagiaan saya dobel. Mengingat hal yang saya sykuri membuat saya Bahagia. Menuliskannya juga membuat saya Bahagia.” Jawabnya dengan sumringah, wajah segar dan tampak Bahagia.

Sejak saat itu saya mulai meniru perilaku tersebut. Minimal setiap menjelang tidur saya menyempatkan menuliskan hal hal yang saya syukuri. Bisa dengan satu dua kalimat saja. Atau dalam bentuk cerita.

Seperti tentang kebahagiaan saya alami pada suatu pagi:

Saya Melewati malam dengan tidur yang nyenyak, penuh kedamaian dalam pelukan istri.

Menjelang pagi, istri mengecup kening seraya bertanya,”Mas mau kopi atau teh?” dengan senyuman kecut air liur dan mata yang masih sepet aku membuka mulut, ”teh saja, cintaku.” Seeeeng bau naga pun kaluar bersamaan dengan kalimat manis itu.

Saya pergi mandi, saat istri saya sedang menyiapkan sarapan buat dia dan zaky, anak kami.

Saya tidak terbiasa sarapan. Kadang hanya nyemil. Pagi itu ada sepotong roti sisa semalam dan secangkir teh hangat. Saya lihat zaky. Masih tidur. Biasanya ketika saya berangkat kerja, zaky sudah bangun, malah sudah mandi. Mungkin karena semalam tidur terlalu larut.

Seraya saya memakai kaos kaki, saya panggil-panggil dia. “zaky zaky zaky,” Saya mau pamitan. Seringkali kalau saya berangkat kerja tanpa berpamitan, malamnya dia akan protes.

Sepertinya dia masih nyenyak tidur. Tak apalah nanti malam dia protes. Saya pamitan ke istri. “Nanti pamitin ke Zaky ya.” Ucap saya mengulurkan tangan. “Iya,,,” sahutnya dengan lembut.”

Baru dua Langkah meninggalkna pintu. Istri saya memanggil. “Mas, Zaky bangun.” Saya Kembali dan mendapati zaky sedang menggeliat dan mengusap-usap mata sambil mengulurkan tangan untuk bersalamaan dengan saya. “Ayah berangkat kerja dulu ya…” Ucap saya. Zaky mencium tangan saya dan saya menciup kepala dan pipi zaky.

Uh ada yang basah di pipinya.

Pagi itu. Kebahagiaan dan bau sedap air liur Zaky menemani saya berangkat bekerja.

Bagaimana dengan pagimu, hidupmu, apakah bahagia?

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.