Obsesi Membersihkan Toilet … Eeeeeww

Ternyata di Jepang membersihkan toilet dikaitkan dengan membawa keberuntungan. Wah, tinggal menunggu keberuntungan datang, nih.

Obsesi Membersihkan Toilet … Eeeeeww
Image: Unsplash

Sana, kamu bersihkan toilet. Sampai bersih, ya!

Begitu cara guru zaman dulu menghukum murid yang melakukan kesalahan. Pilihan hukuman yang lain antara lain berlari keliling lapangan basket dan menulis kalimat di papan tulis (atau di buku) yang  diulang sekian puluh kali. Membersihkan toilet adalah hukuman yang kala itu termasuk eeeeeww … sangat tidak disukai. Eh, emang ada, ya, hukuman yang disukai? Hahaha.

Kebayang enggak, sih, toilet zaman dulu di sekolah? Kalo sekolah memiliki penjaga sekolah yang pembersih (atau kepsek yang mampu memastikan kebersihan sekolah), memang toilet tidak jadi masalah. Hanya saja, sepanjang ingatan masa kecil, toilet di sekolah itu bukan tempat yang terjaga kebersihannya. Sebaliknya, paling males ke toilet jika tidak terpaksa, karena biasanya toilet identik dengan bau pesing urine yang tidak diguyur dengan baik, atau bau busuk tinja yang gagal (atau tidak) sukses diguyur. Eeeeeww!

Hukuman membersihkan toilet memang kalo dipikir-pikir adalah sebuah tindakan efektif dan efisien. Si murid terhukum bisa mendapat efek jera, atau jika si terhukum termasuk murid badung, lumayan, kan, ada tenaga ekstra gratis untuk ngebersihin toilet?

Urusan toilet ini memang urusan yang … entah apa namanya. Semua orang butuh toilet, dan semua orang sangat suka dengan toilet bersih dan wangi. Hanya saja, tidak semua orang mau menjaga kebersihan toilet, apalagi mau membersihkannya. Makanya, toilet umum biasanya men-charge penggunanya alias harus bayar. Yang lucu dan sempat jadi trending topic nasional ketika seorang pejabat ngeributin toilet di pompa bensin dan nyuruh nggratisin.

- - -

Maaf, toiletnya mana, ya? Mau numpang ke toilet.

Beberapa waktu yang lalu, ada banyak orang tiba-tiba ikut menggunakan toilet restoran tempat kerja saya. Memang sih, waktu itu ada festival menjelang bulan Puasa. Lebih dekat bagi pengunjung numpang di toilet restoran daripada jalan jauh ke toilet umum yang disediakan panitia. Tak cukup itu, kafe sebelah (yang waktu itu masih satu pengelola dengan si restoran), juga merujuk toilet restoran kepada tamunya. Entah apa kabar toilet di kafe tersebut.

Bukan urusan numpangnya per se, sih, tetapi lebih ke adab. Ya kalo bukan tamu restoran dan numpang ke toilet, mbok kalo sudah selesai hajatnya itu sempatkan bilang terima kasih. Iya, keterlaluan, kan, cuman bilang terima kasih saja tidak mau??? Yang ada mereka melenggang tanpa merasa bersalah, tanpa melihat lagi ke kami-kami yang kerja di situ. Jadi, maunya apa? (ada golok tak kasat mata di tangan saya … hahaha!). Kalah lho, sama anak kecil yang usai numpang ke toilet, lalu bilang terima kasih dengan suara cute-nya. Emang, menjadi tua itu tidak otomatis menjadi dewasa, ya?

Di luar negeri, orang tidak bisa asal masuk restoran untuk numpang ke toilet. Orang Indonesia yang hobi numpang ke toilet, harus cari solusi lain. Salah satunya, ya … masuk ke restoran tersebut untuk makan minum, sebelum memakai toilet. Emange restorane mbahmu, numpang ke toilet gratis???

- - -

Toilet yang bersih itu idaman banget, ya?  Saya ingat seorang tante saya pernah berucap urusan toilet ini. Saya lupa kalimat persisnya, namun intinya adalah: Kebersihan toilet sebuah rumah itu menunjukkan dignity pemiliknya. Wahaha. Dalem, ya? Sejak mendengar itu, saya selalu menyempatkan memperhatikan toilet jika berkunjung ke sebuah rumah. Kadang saya hanya bilang mau ke toilet, padahal di dalam toilet saya hanya melihat-lihat. Apakah bersih? Itu yang terutama. Dapat nilai plus jika tertata rapi, atau bahkan dengan dipercantik dengan dekorasi yang asik. Wkwkk .. saya beneran freak, ya?

Baru-baru ini, saya nonton sebuah rekaman di YouTube tentang kebiasaan-kebiasaan kecil yang khas di Jepang yang membuat orang hidup lebih baik dan bahagia. Salah satunya urusan toilet yang super bersih. Yang saya baru tahu … ternyata kebiasaan membersihkan toilet bagi masyarakat Jepang dibilang kebiasaan baik yang akan membuahkan kesuksesan finansial atau beruntung dalam hal uang. Dipercaya bahwa ada dewa toilet yang akan memberikan sukses ekonomi kepada siapapun yang mengabdikan diri ngebersihin toilet. Bahkan sempat disebutkan tokoh-tokoh terkenal (dan kaya raya) yang ngebersihin toilet sejak lama. Setelah nonton itu, saya kemudian browsing mencari informasi lebih lanjut. Ternyata bener, lho ….

Wah, ternyata yang saya anggap saya freak (karena hobi ngebersihin toilet), ada gunanya. Hahaha.

Di tempat kerja sekarang, kebersihan menjadi tanggung jawab bersama. Hanya saja, sudah bisa ditebak, enggak ada yang dengan senang hati ngebersihin toilet. Awalnya saya tidak memasukkan urusan ini ke dalam daftar tugas, tetapi, setelah mengamati bahwa tidak ada orang yang tertarik ngerjakan, saya ambil deh. Saya terbiasa milih kerjaan yang orang lain enggak mau kerjakan.

Saya mulai dengan toilet di belakang. Ini toilet terletak di dapur, gelap karena bohlam lampu mati (dan tidak diganti). Awalnya ragu mau ngebersihin, terutama karena gelap dan peralatan yang tidak memadai. Supaya semangat, saya jadikan itu sebagai ‘tantangan hari ini’. Saya membawa tang dari rumah untuk membuka tutup bak yang seret. Beruntung air ngalir deras dan ada selang, jadi sangat ngebantu ngguyur semua yang kotor. Seneeeng lho ketika toilet jadi lumayan bersih. Cumaan … yang ngeselin itu para lelaki, yang hobi merenung di toilet sambil ngerokok … puntungnya dibuang sembarangan! Ggrrrr!!!

Setelah berhasil mbersihin toilet belakang (yang aujubilah kotornya!), toilet depan (yang biasa dipakai tamu restoran) itu a piece of cake! Emang tantangannya males, sih …. Terutama kalo nurutin standar saya, berarti saya bakal ngabisin waktu banyak untuk mbersihin. Padahal jobdes utama butuh perhatian dengan waktu enggak sedikit. Akhirnya, saya turunin dikit standarnya: Lumayan bersih tetapi tidak menyita waktu. Fixed. Selama tidak ada yang complain urusan toilet, artinya aman.

- - -

Berarti, saya sekarang tinggal tunggu waktu saja keberuntungan-keberuntungan datang. Sebenernya sih, sudah banyak keberuntungan yang saya dapatkan. Urusan finansial meskipun sering bikin deg-degan, khawatir enggak cukup, ternyata ada saja rejeki datang. Mungkin Anda enggak percaya. Saya juga enggak percaya 100 persen sih, karena menurut saya ada banyak faktor yang memengaruhi, ya ….

Cuman, karena saya terlanjur clean freak dan agak-agak terobsesi ngebersihin toilet, saya bakalan nerusin kegiatan ini. Saya lagi nunggu pesanan pembersih kerak datang, supaya toilet bisa lebih maksimal bersihnya. Apalagi sekarang saya tahu bahwa Jepang mengganggap ngebersihin toilet itu sebuah tugas yang bakal mendatangkan kesuksesan. Setidaknya sukses dalam menjaga toilet bersih.  Yaa … meskipun ngebersihin toilet itu … tetep eeeeeww. Hahaha. (rase)

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.