Sebuah Perjuangan

Sebuah Perjuangan

Belato si bebek sudah terbaring rapi di samping Princess si kura-kura, Rere si kucing dan Rainbow Dash si kuda poni biru. Malam itu, jam menunjukkan pukul 9.30 dan kamar anak-anak sudah gelap. Rintik hujan di luar menambah dinginnya hembusan AC di dalam; sungguh sebuah perpaduan yang sempurna buat meringkuk di balik selimut. Mata si Sulung dan si Bungsu sudah terlihat sayu, pertanda sebentar lagi mereka akan terlelap pergi ke dunia mimpi. 

Sebentar lagi sejak satu jam yang lalu.

Mamah dan Bapak sudah satu jam ngoceh nggak berhenti di samping anak-anak, berharap mereka segera tidur. Setiap malam, sudah menjadi ritual mutlak buat mereka berempat kumpul kruntelan sebelum tidur, sambil saling cerita dan mengobrol. Malam ini, entah kenapa dua makhluk kecil ini seperti kelebihan energi; begitu banyak pertanyaan yang muncul dari mulut mereka, seperti putaran kaset yang diputar nggak ada ujungnya.

Duh, padahal ujan-ujan begini paling enak selimutan sambil nonton Netflix, nih, pikir Mamah dalam hati, sambil lanjut ceritain My Little Pony ke anak-anak. Di pikiran Mamah, Rainbow Dash dan Pinkie Pie lagi menikmati hujan sambil minum teh hangat dan nonton film serial favorit mereka di TV.

Tik, tok, tik, tok, jarum jam di atas tempat tidur terus berdetik. Groook, groook, di ujung kasur, Bapak sudah nyerah dan tidur duluan. Anak-anak? Masih sesekali bertanya, minta dinyanyiin, minta dipakaikan selimut, minta minum, dan segala jurus lain yang mereka keluarkan demi menunda waktu tidur. 

Heran, kenapa ya anak-anak itu nggak suka banget kalo disuruh tidur? Nanti kalau udah tua pasti baru pada sadar, deh, kalau waktu tidur itu sangat berharga dan patut dinanti-nantikan setiap harinya. 

Cerita My Little Pony si Mamah sudah semakin ngaco, nggak nyambung sama kalimat sebelumnya. Karena Mamah mulai terlalu lelah dan sedikit kesel, maka keluarlah sebuah jurus andalan yang sebenernya nggak baik kalau menurut teori parenting.

"Anak-anak, ayo tidur. Kalau nggak tidur-tidur nanti monsternya keburu keluar dari tempat mereka ngumpet, lho," nada Mamah merendah buat kasih efek tegang ke kalimatnya. 

Seperti biasa, ampuh. Anak-anak langsung diam, dan perlahan menutup matanya karena takut para monster datang ke kamar mereka malem-malem. Mendadak kamar jadi sepi, sunyi, kecuali suara ngoroknya Bapak. Mamah melongok buat memastikan anak-anak sudah beneran tidur, lalu perlahan turun dari kasur ukuran king yang mulai sempit kalau diisi empat orang itu. Rekor, malam ini satu setengah jam Mamah berusaha nidurin anak-anak dari mulai semangat cerita, ketawa-ketawa dengerin celotehan anak-anak, sampai ngantuk, bosen dan kehabisan stok sabar.

Satu kaki turun, satu kaki lagi...dan perlahaaaan sekali, Mamah pun berjalan jinjit menuju pintu sembari bangunin Bapak, kasih sinyal buat pindah ke kamar mereka. Sudah terbayang film apa yang mau ditonton malam ini, sambil selimutan di kamar dan mungkin minum segelas wine sambil ngobrol sama Bapak...

"Mamah...mau pipis mah..." tiba-tiba terdengar suara si Bungsu dari balik selimutnya, melihat ke ibunya dengan mata bulat penuh harap.

Yah, ngulang lagi dari awal, deh...

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.