Dilematis Idealistik

Dilematis Idealistik

Dilematis Idealistik
Oleh: Esti Adalah Esti 

Aku tengah malas menulis, bukan apa apa, banyak sekali regulasi bagi cerita out of the box.   Rasanya ide dan tema selama ini berkisar tentang hal yang itu-itu saja. Semalam aku mengikuti zoom yang diadakan salah satu komunitas penulis dengan bintang tamunya adalah Megan Turner, penulis fenomenal dengan bukunya The Thief. 
"Pilihlah pembaca mu, saya bahkan tidak terpikir the thief untuk sekian juta pembaca, saya hanya menulis untuk sahabat saya sejak remaja, saya memilih satu orang pembaca yang membuat saya menulis sepenuh hati." 

Well, ini berasa kepala dijitak dengan halus. Kenapa kita harus menulis untuk semua orang? Kenapa kita harus menulis hal umum dan sepertinya tabu mengangkat sesuatu yang tidak biasa. 
Contohnya saat ini aku menulis sebuah kisah dengan judul bos pencabut nyawa, berbagai komen masuk yang kebanyakan dari mereka yang berprofesi sebagai pegawai. 
"Ti, lu ga takut nulis itu, nanti ada yang tersinggung?" 

"Ti, lu nulis cinta kek, perselingkuhan kek, horor kek, ngapain angkat masalah korporasi?"

"Ti, you are the whistle blower. karena banyak situasi seperti itu dalam dunia kerja, tp gak ada yg bisa dan berani menuliskannya ... ????"

"Ti, wow you are a risk taken." 

Hmmm ... mari lanjutkan apa kata Madam Megan, dia berkata: "Tulislah apa yang kamu suka dan inginkan, bukan apa yang mereka inginkan." 

Byurrr ... otak ini seperti disiram air es yang sejuk dan sejenak aku menghela napas lalu bertekad, tak apa menuliskan ketidakadilan yang nyata di dunia korporasi, better speak up than silence. 

Aku akan memulai melanjutkan ceritaku hari ini.

Terima kasih Om Bud, Kang Asep dan Kaka Devina for a magical moment.

​​​​​

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.