Waktu

Waktu

Tentang bahagia,
Tentang kecewa,
Dan tentang sesuatu yang tak akan pernah bisa terulang,

Sore itu,
Sore yang tidak pernah bisa ia sebutkan betapa cakrawala menumpahkan tinta penuh guratan paling mewah. Langit berkilat kuning kecoklatan dan semilir angin yang selalu menusuk dadanya yang disesakkan berjuta pertanyaan. Jingga duduk terdiam memandangi anak-anak muridnya yang sedang berlarian di lapangan sekolah.

Hatinya terus mengumpat menahan air mata yang masih enggan mengalir hanya karena dirundung kesedihan yang tak jelas darimana asalnya.

"Tuhan, kalau saja niatku pergi ke negeri antah berantah ini memang kotor dinodai oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri. Semoga, cobaan yang tengah kuhadapi saat ini mampu menghapuskan dosa itu," Katanya dalam hati.

Tetapi,
"Tuhan seharusnya Kau bisa mencegahnya melakukan kejahatan ini dengan kata-katanya yang begitu merdu namun mengandung halu yang begitu panjang," 

Jingga tak mampu lagi membendung tangisnya. Isaknya pecah dalam pelukan semilir angin yang terus membisik bisikan nama yang tertulis di dalam bait puisi itu.

Baginya, tak ada yang lebih menyakitkan dari kejamnya waktu yang tak pernah bisa terulang. Kesempatan yang terus tertinggal di belakang. Juga tentang kenangan yang bahkan tidak bisa ia miliki sebab bukankah takdir adalah garis tangan dari Tuhan?

"Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, jangan kecewa ya sayang. Dia akan gantikan dengan kisah yang lebih indah. Percayalah" :)

Jakarta, 15 Juli 2020
4.57
@ririsaput

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.