IBU HAMIL?

IBU HAMIL?
Terkadang sesuatu yang dibenci bisa jadi yang terbaik

Bu, bu, Ibu hamil?”

Saya yang sedang sibuk memegang gawai sambil berdiri bergantung dengan satu tangan sontak menghentikan sejenak aksi menonton drakor dan menoleh kesebelah. Rupanya mas-mas petugas busway sedang sidak dan seketika menanyakan hal yang paling saya benci!.

“Bu, maaf ibu ini lagi hamil ya?” dia bertanya lagi dan kali ini suaranya serasa pake toa! Ampun! Semua mata disitu pasti tertuju kepada saya. Oh, apa saya saja yang merasa lebay ya berfikir seperti itu. Bisa sajakan mereka memang sedang melihat sekeliling, namanya juga diangkutan umum. Semua orang bebas melihat kekiri kekanan keatas kebawah, asal jangan melihat yang tidak diperbolehkan saja.

 “Nggak mas, saya enggak hamil!”

Ingin rasanya berteriak seperti itu, tapi kenapa mulut ini terasa berat ya. Seperti biasa, pasti petugasnya tidak percaya dengan perkataan saya. Kalaupun iya, saya harus menyakinkannya dengan berdiri lebih tegap lagi, terus tarik napas dan tahan perut sambil senyum. Nah baru deh percaya.

Oh my God ! kenapa sih selalu begini? mau nangis tapi gengsi. Mau turun gak mungkin saya turun ditengah - tengah jalan sebelum halte berikutnya tiba. Mau ngomel sama petugasnya juga gak bisa, emang situ siapa?

Tuh kan benar, belum juga saya jawab tiba-tiba mbak yang duduk didepan saya langsung berdiri tegap lalu minggir mempersilahkan duduk.

"Bu, silakan duduk." ucap mba tadi

Semua mata tertuju kearah saya,  menunggu saya untuk segera menduduki kursi yang rasanya pasti sangat nyaman ditengah sesaknya penumpang. Bagaikan kemarau panjang yang tiba-tiba mendapatkan hujan dari langit.

Sejenak saya terharu atas aksi heroik si mbak didepan tadi. Saya berfikir apakah  pantas mendapatkan kursi itu sementara mungkin dia atau orang lain lebih membutuhkan. Saya masih belum bergeming. Namun petugas juga ibu-ibu yang berdiri disebelah kiri dan kanan saya terus memaksa untuk duduk.

“Ayo bu, duduk bu !” Perintah petugasnya terdengar jelas, namun saya masih diam dan memilih berdiri saja. Ada perasaan tidak enak menyeruak dalam hati saya. Baru saja bibir ini membuka ingin mengatakan tidak terima kasih, tapi ternyata saya masih kalah cepat dengan petugasnya.

“Ayo permisi ibu, mbak, ini ada yang hamil mau duduk.” Petugas tadi langsung memerintahkan para penumpang wanita yang sedang berdiri rapat disebelah kiri dan kanan untuk memberi saya ruang agar bisa maju kearah depan sehingga dapat duduk nyaman dikursi si mbak tadi. Pupus sudah keinginan saya untuk menolak karena membayangkan tatapan garang mata para wanita yang tadi sudah di suruh minggir oleh petugas.

Karena terus didesak akhirnya saya mengalah dan duduk manis di kursi itu. Alhamdulillah enaknya, kalau begini saya jadi berfikir mungkin ini adalah rezeki yang Allah berikan untuk saya. Ditengah keramaian penumpang yang berharap mendapatkan kursi, ternyata sayalah yang mendapatkan rezeki ini. Sejak saat itu setiap kali ada yang bertanya, “Ibu hamil?”  saya pun hanya tersenyum.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.